Jangan Salahkan Rindu

Mari temani aku bercerita melalui tulisan ini, tulisan ini tertuju pada satu orang. Temani aku mengingat bahwa kita pernah merasa bahagia bersama , atau mungkin hanya aku yang merasakannya? Bagaimana dengan mu? Bantu aku untuk menjawabnya.
Sebelumnya ingin ku katakan bahwa kisah itu telah berlalu belasan tahun yang lalu. Bersama dia yang menemaniku sesaat. Bersama dia yang kini hanya menjadi kenangan.

Hai, apa kabar kamu?

Aku rindu.

Boleh?

Apa dirimu telah di hak paten kan oleh orang lain? Maaf kalau memang iya, maaf kalau sampai saat ini aku belum benar-benar lupa, maaf kalau aku masih terus mengingatmu. Bukan kemampuanku untuk melupakanmu, bukan kemampuanku untuk tak merindukan mu. Karna kamu datang dengan tiba-tiba dan pergi dengan mengejutkan.

Hai, apakah kita masih di dunia yang sama? Aku selalu berharap iya, karna kamu pun salah satu orang yang selalu ku hadirkan dalam setiap do’a ku.
Masih ku inget ucapan wanita yang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan mu.

semoga nanti  dia (kamu) akan bertemu dengan orang sepertimu (aku) di tempat kami yang baru, kamu (aku) kan orang baik”

Aamiin, hanya itu yang mampu ku ucap. Karena saat itu aku belum tau apa arti semua ucapan beliau, tapi yang aku tau itu membuatku meneteskan air mata, aku yakin semua tak akan lagi sama, semua tak akan lagi baik-baik saja. Ntahlah, pohon rambutan itu menjadi saksi dari ucapan wanita yang ku hormati, dan menjadi  saksi bahwa kita tidak akan terus bersama.

Perpisahan itu pun terjadi, hal yang tak pernah aku harapkan. Yang ku kira kita akan terus bersama hingga kita dewasa, yang ku kira kamu akan selalu disampingku dan menggenggam tangan ini. Tapi kini aku tau, perpisahan itu memang harus ada. Agar suatu saat aku akan mengenang mu, seperti saat ini. Aku rindu
Hingga hari itu pun tiba, kabar yang tak pernah aku harapkan, keadaan yang tak pernah ku inginkan namun takdir mengatakan semua harus terjadi.

“jangan nangis ya, suatu saat kita akan bertemu lagi”

Itu perkataanmu yang terakhir kali ku ingat di terakhir kali pertemuan kita, yang hingga saat ini ku tunggu kapan suatu saat itu datang. Kapan suatu saat itu tak lagi hanya menjadi angan. Kapan suatu saat itu mampu mempertemukan kita kembali. Kapan? Aku tunggu suatu saat yang telah kau ucapkan, jangan buat aku menunggu sendiri, itu melelahkan.

Sudah belasan tahun berlalu tapi kenapa masih terekam dengan jelas keceriaan kita dimasa itu, meskipun tak banyak percakapan yang kuingat, tapi aku mampu mengingat apa saja yang kita lalui meskipun hanya sesaat.

Masih ku ingat sepulang sekolah kita mengganti baju sekolah dengan baju rumahan di belakang pos jaga, masih ku inget kau menggenggam tanganku dan kita memilih jalan yang lebih jauh untuk sampai kerumah, masih ku ingat di pertengahan jalan menuju  kerumah jika kita menemukan pasir halus maka kita masukkan pasir kedalam sepatu dan kembali kita pakai sepatunya,  sesampainya dirumah kita akan lepas sepatu dan mengumpulkan pasir di depan pintu rumah. Lucu ya? Atau terkesan aneh? Uh, aku juga tidak tau apa yang ada difikiran kita saat itu, yang aku inget kita terlihat begitu bahagia.

Tapi hingga saat ini aku tidak tau, apa kamu yang hadir dibelasan tahun yang lalu itu adalah nyata? Atau hanya aku yang bermimpi pernah mengenalmu? Tapi aku rasa kamu bukan hanya hadir di mimpiku, kamu nyata kan? Tolong bantu aku menjawab teka-teki itu, karna hingga saat ini aku belum pernah bertemu sosok seperti mu lagi.

Aku rindu.

Lagi.

Boleh?

Jangan salahkan aku, salahkan dirimu yang masih hadir diingatanku. Salahkan dirimu yang memilih pergi dari pandanganku. Salahkan dirimu yang tak pernah hadir dihadapanku. Kenapa? Kenapa kamu sejahat itu?

Hai

Apakah kamu baik-baik saja?

Apakah kamu pernah mengingat tentang apa  yang telah aku tuliskan di atas? Jangan buat aku hanya mengingat sendiri, karena itu menyakitkan, karna itu bukan yang aku inginkan, karena aku mau kamu menemani ku mengingat hal yang tak akan pernah terulang lagi, kenangan itu. Ya, yang harus ku akui bahwa semua tinggal kenangan.

Belasan tahun tak pernah lagi mendengar kabar darimu, belasan tahun tak lagi pernah mendengar namamu. Ini bukan seperti novel maupun film romantis yang terpisahkan belasan tahun dan akan dipertemukan lagi hingga berakhir bahagia. Bukan kan? Ini kisah nyata yang dari sisiku berfikir kamu telah lupa bahwa kita pernah ada, bahwa kita pernah saling mengenal, bahwa aku ingin kamu merasakan apa yang aku rasa.

Eh tapi bolehkah aku bermimpi kisah kita berakhir dengan pertemuan yang kau katakan dengan suatu saat itu?  Meskipun hingga saat ini aku hanya berharap, tapi harapan itu sungguhan. Aku ingin kamu benar-benar hadir lagi, suatu saat itu. Aku tunggu suatu saat itu akan tiba, ku tunggu takdir mempertemukan kita. Ntah bagaimana nanti keadaannya, ntah bagaimana nanti pertemuan kita, ntah bagaimana nanti dipertemuan  aku dan kamu menyadari bahwa itu adalah kita yang dulu. Ku harap itu bukan hanya mimpi ku semata.

Hai.

Kamu dimana sekarang?

Kenapa tak pernah menampakkan dirimu dihadapanku lagi. Jangan pergi terlalu jauh, jangan buat aku semakin tak dapat menggenggammu lagi.

Oh iya, masih ada lagi yang ku ingat. Dengan ke sok tau an dan keangkuhan tingkat tinggi, kita mengerjakan PR matematika tanpa minta diberi tahu orang tua. Yang kita yakin jawaban kita benar namun naas nya keesokan harinya zero yang kita dapatkan.

Tapi apakah kamu tau? Setelah kepergian mu, setelah perpisahan kita, aku belajar matematika dengan keras, hingga matematika menjadi matapelajaran favorite ku (meskipun tidak sampai saat ini), karna kamu motivasi ku, karna aku tidak mau lagi mendapatkan zero seorang diri, karna aku tidak mau dihukum sendiri, karena dengan itu membuatku mengingat kamu lagi. Meskipun tanpa itu semua tentang kamu tak pernah hilang. Mengenaskan kah aku ini? Tidak lama mengenalmu, tapi tak mampu cepat melupakanmu. Kehilangan benar-benar menyesakkan, ha-ha

Terima kasih pernah hadir meskipun sesaat, terima kasih pernah mengajarkan ku artinya kebersamaan hingga kehilangan, terimakasih telah mengajarkanku artinya kerinduan. Dan aku harap suatu saat kamu pun mengajariku artinya bersyukur setelah di pertemukan kembali.
Baik-baik dimanapun kamu berada, aku harap kita hanya dipisahkan oleh jarak, bukan dengan alam. Aku tunggu suatu saat yang kamu janjikan, jangan lupa kembali, aku tunggu.

Aku

Rindu kamu

Aku rindu

Kamu

Aku rindu kamu

Miss you 😂😂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Buang Sayang #FAZ

Toujours a propos de toi

RADIO BERGAMBAR