Ada Rasa Ini

Ada yang lebih tau tentang perasaan ini.

Aku diam bukan untuk membuatnya pergi, aku diam hanya ingin tau pantaskah kita untuk bersama. Ia mempertemukan kita bukan untuk sebuah luka, tapi untuk kebahagiaan meskipun hanya sejenak kurasakan saat bersama mu.

Mungkin aku yang terlampau jauh menuangkan segala harapanku padamu, mungkin aku kini yang tak bisa mengontrol perasaan ku. Aku ingin normal seperti yang lainnya. Seperti saat pertama aku tak mengenalmu.

Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita harapkan. Kini aku tak tau, apakah aku benar-benar membutuhkan mu atau hanya mengharapkanmu untuk kembali. Semua terasa begitu cepat.

Bahagia bukan dengan apa yang kita miliki, tetapi bahagia yang sesungguhnya adalah dengan siapa kita bersama merasakannya. Asal kau tau, segala sesuatu yang ku lalui saat bersamamu selalu membuatku bahagia, membuatku merasa lebih nyaman. Maafkan aku atas segalanya.

Memang tidak sempurna, tapi aku ingin ketidak sempurnaan itu mampu membuat kita tetap bersama kelak, suatu saat nanti. Di ikrar yang memang benar-benar aku harapkan, ntah hanya aku yang mengharapkan atau kau juga mengharapkan hal yang sama.

Ku titipkan salam rinduku pada hembusan angin, dan ku tunggu angin apa yang akan kembali menghampiri ku. Akan kah balasan itu ada.

Tak segalanya apa yang dirasakan dapat diungkapkan, aku terdiam disaat ombak mulai menerjang. Bukan karena aku tak tau, tapi aku ingin tau sampai dimana aku mampu menaklukkannya.
Siapa sangka kau yang pernah kuhindari kini datang, siapa sangka kau yang selama ini hanya bayangan kini nyata... untuk sekedar bermimpi tentangmu saja aku tak sanggup apalagi mengharapkanmu menjadi sebuah kenyataan.

Akankah rindu ini menyatu, akankah rindu tau dimana ia harus singgah dan menghampiri. Rindu? Jangan membuatku lelah, jangan membuat ku putus asa, jangan pernah hanya menjadi suatu angan.

Kehilanganmu? Terlalu bodohkah aku jika melepaskanmu? Atau memang kau bukan untukku disini. Ah ntahlah, aku terlalu naif untuk mengakuinya. Aku? Ku rasa tak akan mampu, ntah aku yang akan membutuhkan waktu atau sebagian dariku ada padamu.

Disaat jemariku terus menari-nari, teringat akan dirimu. Sungguh semua tak dapat terbendung lagi- Rindu ini. Kau tau apa yang kurasa-Takut. Takut tak akan ada dirimu lagi yang menyapaku di saat fajar tiba, tak ada lagi suaramu sebagai penghantar tidurku. Tak ada lagi dirimu yang menjadi pelengkap perjalanan hidupku.

Tenang? Mungkin tak akan semudah itu. Mendo’akan mu, hanya itu yang mampu kulakukan. Kau akan baik-baik saja, aku yakin itu. Aku tak ingin kita kembali menjadi sebuah kenangan. Sungguh, kenangan hanya sesuatu yang pahit yang hanya mampu ku ingat namun tak dapat terulang. Kenangan hanya sebuah mimpi yang telah terkubur. Akankah aku mampu menjalaninya? Tentu saja tidak, kau bukan kenangan.. kau adalah pelengkap dalam perjalanan KITA. Mimpi? Anggap saja begitu, aku sedang bermimpi-Mimpi kita, Mungkin.

Hey, aku merindukanmu. Merindukan kita yang selama ini bersama menjadi semuanya. Namun, kenapa kini kau begitu egois? Kau merasakan semuanya sendirian tanpa ingin membagi denganku. Kenapa kita merasakannya bersama-sama agar semua terasa lebih ringan? Hey, ingat kita.. mungkin bukan hanya aku yang pernah hadir dalam hidupmu, terlalu banyak kisah dalam perjalanan hidupmu. Tapi ingatlah sedikit tentang kita. KITA juga pernah ADA.



Trims.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Buang Sayang #FAZ

Toujours a propos de toi

RADIO BERGAMBAR